Manchester City Terpuruk, Guardiola dan Pemain Dapat Sorotan
Manchester City tengah mengalami masa sulit musim ini, sesuatu yang jarang terjadi di era kepelatihan Pep Guardiola. Rentetan hasil buruk, ditambah performa yang jauh dari harapan, membuat sang pelatih mulai mempertanyakan solusi yang ia miliki. Meski Guardiola telah mengambil tanggung jawab penuh atas penurunan tim, para pemain City juga mendapat sorotan tajam dan diharapkan segera bangkit.
Cedera Bukan Satu-satunya Alasan
City memang dilanda krisis cedera, khususnya di lini pertahanan. Absennya empat bek tengah senior sejak akhir Oktober berdampak besar terhadap permainan mereka. Bukan hanya lini belakang yang rapuh, tetapi juga proses membangun serangan yang selama ini menjadi ciri khas City ikut terganggu. Kyle Walker, misalnya, harus bermain melalui cedera demi membantu tim, tetapi performanya jelas menurun akibat kelelahan.
Situasi serupa juga terjadi pada pemain muda seperti Rico Lewis dan Josko Gvardiol. Keduanya tampil impresif di awal musim, tetapi kini terlihat kelelahan setelah terus-menerus dimainkan. Guardiola sendiri mengakui bahwa ia tidak punya pilihan lain karena minimnya kedalaman skuat. Namun, kelemahan yang muncul bukan sekadar soal kebugaran. Kesalahan mendasar dan performa buruk tidak bisa sepenuhnya dibenarkan hanya dengan alasan cedera.
Penurunan Performa Pemain Kunci
Di lini serang, penurunan performa pemain kunci semakin terasa. Jack Grealish, misalnya, belum mencetak gol dalam lebih dari satu tahun. Phil Foden, yang musim lalu tampil begitu brilian, kini kesulitan menunjukkan permainan terbaiknya meski sudah bermain hampir 1.400 menit musim ini. Ketergantungan City pada Erling Haaland pun semakin terlihat jelas. Setelah Haaland, pemain dengan jumlah gol terbanyak justru bek tengah Gvardiol dengan empat gol, sementara pemain sayap dan gelandang gagal memberikan kontribusi signifikan.
Guardiola memang terkenal sebagai pelatih yang tak segan mengambil tanggung jawab atas situasi buruk tim. Namun, kritik tajam juga datang dari pemain senior seperti Bernardo Silva dan Ilkay Gundogan, yang menyerukan peningkatan standar permainan. Sayangnya, hingga saat ini, upaya tersebut belum terlihat menghasilkan perubahan berarti di lapangan.
Momen Kebangkitan atau Penurunan Permanen?
Dalam situasi seperti ini, Manchester City menghadapi dua pilihan: bangkit atau terus terpuruk. Guardiola menyebut penurunan performa ini sebagai “slump” atau kemerosotan sementara, bukan tanda dari penurunan kualitas permanen. Namun, untuk membuktikan itu, para pemain perlu mengambil langkah nyata dan menunjukkan bahwa mereka masih memiliki mental juara yang selama ini menjadi identitas City.
Dengan pengalaman yang dimiliki para pemain dan strategi brilian Guardiola, City seharusnya mampu keluar dari situasi ini. Namun, tidak ada lagi ruang untuk alasan atau keluhan. Tim ini memiliki pemain-pemain kelas dunia yang seharusnya bisa tampil lebih baik. Perubahan harus segera terlihat di lapangan, bukan hanya sekadar janji atau kritik di luar lapangan.