Capello Sebut Guardiola Arogan dan Merusak Sepak Bola

0
Pep-Guardiola

Pep-Guardiola

Pelatih legendaris Italia Fabio Capello mengeluarkan kritik keras dengan menyebut Pep Guardiola pelatih yang arogan dan merusak sepak bola.

Meski begitu, Capello mengakui pelatih Manchester City tersebut sebagai salah satu dari tiga pelatih revolusioner dalam dunia sepak bola.

Beri pujian untuk Guardiola

Capello memiliki karier yang panjang sebagai pemain AS Roma, Juventus, dan AC Milan. Lalu juga menjadi pelatih bersama Milan, Real Madrid, Juventus, dan tim nasional Inggris.

Dalam perjalanan kariernya, pria 78 tahun tersebut mengatakan Guardiola sebagai salah satu dari tiga pelatih yang merevolusi sepak bola.

Dua pelatih lainnya adalah Johan Cruyff yang menjadi pelatih Ajax dan Barcelona. Serta pelatih legendaris Milan, Arrigo Sacchi.

“Saya sangat menghargai Guardiola sebagai pelatih; ia melakukan hal-hal yang hebat,” kata Capello kepada surat kabar Spanyol El Mundo.

“Saya telah mengalami tiga revolusi dalam sepak bola, kira-kira satu revolusi setiap dua puluh tahun: Ajax-nya Cruyff, Milan-nya Sacchi, dan Barça-nya Guardiola. Saya tidak ragu untuk mengatakannya.”

Baca juga

Fabio Capello Kritik Alvaro Morata sebagai “Bukan Pencetak Gol Murni”

Capello sebut Guardiola arogan

Capello pertama kali bertemu Guardiola saat eks pelatih Barcelona dan Bayern Munich tersebut bermain bersama Roma pada akhir kariernya sebagai pemain.

Capello pun mengenang soal perdebatan dirinya dengan mantan pemainnya tersebut.

“Kami tidak pernah membahas apa pun,” jelasnya.

“Suatu hari, dia datang untuk memberi tahu saya bagaimana saya harus melakukan pekerjaan saya, dan saya menjawab: ‘Mulailah, baru Anda bisa bicara.’ Faktanya, dia akan berjalan-jalan di sekitar lapangan, dan saya tidak berniat memainkannya sebagai pengganti seseorang yang lebih pantas mendapatkannya. Itulah akhir dari perdebatan.”

“Tahukah Anda apa yang tidak saya sukai dari Guardiola? Arogansinya. Champions League yang dimenangkannya bersama City adalah satu-satunya di mana dia tidak mencoba hal-hal aneh dalam pertandingan yang menentukan.”

“Tetapi di tahun-tahun lain, di Manchester dan Munich, pada hari-hari krusial, dia selalu ingin menjadi tokoh utama. Dia mengubah banyak hal dan membuat penemuan hanya agar dia bisa berkata: ‘Pemain tidak menang, saya menang.’ Dan kesombongan itu membuatnya kehilangan beberapa Champions League. Saya menghormatinya, tetapi saya melihatnya dengan jelas.”

Baca juga

Guardiola Desak Man City Tingkatkan Performa Jika Ingin Lolos ke Champions League

Guardiola merusak sepak bola

Guardiola tentu menjadi pelatih tersukses di Eropa dalam dua dekade terakhir saat melatih Barcelona, Bayern Munich, dan Manchester City.

Gelar Champions League pada 2023 bersama City merupakan gelar pertamanya di Eropa dalam 12 tahun. Meskipun tim yang dilatihnya mendominasi di liga domestik dan menjadi penantang gelar di Eropa.

Ia sebelumnya berhasil meraih trofi Champions League dua kali bersama Barcelona pada 2009 dan 2011 lalu.

Meskipun begitu, Capello menyebut Guardiola merusak sepak bola. Karena banyak pelatih yang meniru gaya permainan pelatih Spanyol 54 tahun tersebut.

“Selain itu, meskipun itu bukan lagi salahnya, ia telah membuat kerusakan besar pada sepak bola,” lanjut Capello.

“Mengapa? Karena semua orang menghabiskan sepuluh tahun mencoba menirunya. Sepak bola Italia ini hancur, yang kehilangan identitasnya. Saya terus berkata: ‘Berhenti sekarang, Anda tidak punya pemain Guardiola!’”

“Lebih dari itu, ide absurd yang berlaku adalah bahwa bermain dengan baik berarti persis seperti itu. Sentuhan, sentuhan, sentuhan, sentuhan, sentuhan, sentuhan, sentuhan, sentuhan… Saat ini, dalam sepak bola Italia, kiperlah yang memainkan bola! Sebuah bencana, dan juga kebosanan yang membuat banyak orang menjauh dari sepak bola—lihat saja cuplikannya. Mengapa menonton 90 menit umpan dan umpan menyamping tanpa pertempuran, tanpa berlari?”

Leave a Reply